Buahan, Minggu 29 Januari 2023. Pemerintah Desa Buahan bersama elemen masyarakat telah melaksanakan Penuangan Eco Enzym di Danau Batur. Kegiatan tersebut digagas oleh Gerakan Eco Enzyme for Lake Batur dilakukan Forum Penggiat Lingkungan Bali. Aksi kegiatan ini didukung penuh oleh masyarakat desa Buahan melalui kelompok Nelayan yang menebar / menuangkan Eco Enzym di Danau Batur khususnya daerah Desa Buahan. Kegiatan Penuangan Eco Enzym tersebut bertujuan untuk salah satu upaya untuk pemulihan kondisi Danau akibat adanya residu kimia. Danau ini merupakan kubangan raksasa, ketika terjadi hujan seluruh residu ini akhirnya terkumpul di Danau. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ahli, kondisi Danau Batur masih memungkinkan untuk dipulihkan. Maka itu forum penggiat lingkungan Bali yang terdiri dari puluhan komunitas bersama melakukan treatment untuk pemulihan kondisi Danau Batur.
Menurut Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar mengatakan penyelamatan danau merupakan prioritas nasional. Hal ini berdasarkan Peraturan Presiden nomor 60 tahun 2021. Dari 15 danau yang menjadi prioritas Danau Batur ada pada urutan tujuh.
Eco Enzym
Formula Eco-Enzym atau dalam bahasa Indonesia disebut ekoenzim (EE) ditemukan oleh Dr. Rosukon Poompanvong penggiat pertanian organic di Thailand pada tahun 2003. Yang melatarbelakangi adalah kenyataan bahwa 60% dari sampah yang terkumpul di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sebagian besar merupakan sampah organic. Sampah organic selain menimbulkan masalah lingkungan dari proses pembusukan juga menyumbang pembetukan gas Methana, gas rumah kaca yang menyebabkan efek pemanasan global . Dengan proses pembuatan ekoenzim akan mengurangi beban TPA
APA ITU EKOENZIM :
- Eco- enzyme adalah cairan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan
- Pembuatan eco-enzym hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, dan sampah organic sayur mentah dan buah yang belum diolah.
PROSES ECO-ENZYM
- Jenis sampah organik yang diolah menjadi eco enzyme hanya sisa sayur atau buah yang mentah.
- Fermentasi yang menghasilkan alkohol dan asam asetat yang bersifat disinfektan hanya dapat diaplikasikan pada produk tanaman karena kandungan karbohidrat (gula) di dalamnya, karena itu pastikan sampah sisa sayur dan buah terpisah dari sampah organik atau non-organik lainn
- Proses fermentasi akan berlangsung 3 bulan. Bulan pertama, akan dihasilkan alcohol, kemudian pada bulan kedua akan menghasilkan cuka dan pada bulan ketiga menghasilkan enzyme.
- Pada bulan ketiga, EE kita sudah bisa dipanen. Caranya adalah dengan menyaring menggunakan kain yang sudah tidak terpakai atau baju juga bisa digunakan untuk saringan.
- Sisa atau ampas EE dapat kita gunakan untuk beberapa manfaat seperti:
- Sebagai starter (ease) atau untuk membantu mempercepat proses pembuatan EE selanjut
- Untuk membantu proses penguaraian di dalam septitank dengan terlebih dahulu dihancurkan dan masukkan ke dalam saluran toilet.
- Sebagai kompos dengan cara meletakkannya selapis demi selapis di dalam tanah.
Fungsi Ekoenzim
- Eco Enzyme dapat dijadikan sebagai cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme mempercepat reaksi bio- kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan ini bisa menjadi pembersih rumah, maupun sebagai pupuk alami dan pestisidia yang efektif.
- Produkeco-enzyme biasa digunakan sebagai desinfektan yang mampu membunuh bakteri dan jamur sehingga dapat digunakan sebagai pestisid
- Selain itu juga dapat digunakan sebagai pembersih rumah tangga karena produk eco-enzyme yang dihasilkan mamberikan aroma asam yang se
- Dari kelima produk eco-enzyme semuanya menghasilkan aroma asam. Aroma asam yang dihasilkan berasal dari asam asetat yang terdapat dalam cairan produk eco- enzyme tersebut.