Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Desa Buahan, yaitu sebesar 80%. Sebagian besar masyarakat Desa Buahan menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama sebagai petani. Oleh karena itu, sektor pertanian terus didorong agar menjadi sektor andalan di Desa Buahan.
untuk meningkatkan produktivitas tanaman pertanian dan kesejahteraan para petani di Desa Buahan Berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah Daerah maupun dari pihak – pihak ketiga untuk memajukan sektor pertanian di Desa Buahan yang mengacu pada Program Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH).
Beberapa tanaman pangan dan hortikultura yang menjadi komoditas unggulan terus diupayakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti Bawang merah , Cabai Merrah, Jeruk , Kubis, tomat dan lainnya.
A. TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA UTAMA
Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida.
Petani di Desa Buahan khusunya di Banjar Buahan menjadikan bawang merah sebagai tanaman pangan yang utama dalam produk unggulan, sehingga dalam produksinya mencapai beberapa ton. Petani di Desa Buahan masih menggunakan tengkulak sebagai proses utama dalam menjual produksinya, sehingga harga penjualan dari produksi terkadang tidak sesuai dengan keinginan dan berbeda dengan harga yang ada di pasar.
Jeruk adalah buah yang memiliki bentuk yang bulat dan kulit yang berwarna oranye. Aroma yang khas dikeluarkan oleh jeruk pun sangat kuat sehingga kita dapat dengan mudah menebak buah jeruk tanpa harus melihatnya hanya dengan mencium aromanya. Buah jeruk ini memiliki berbagai macam jenis ukuran yaitu, kecil, sedang, hingga besar. Jeruk ini memiliki rasa yang asam namun ada juga yang manis. Jeruk ini memiliki kadar air yang cukup banyak pada bulir-bulirnya. Saat Anda menikmati jeruk, akan terasa bulir-bulir jeruk yang pecah dan menghasilkan air yang cukup banyak. Memakan jeruk juga dapat untuk menghilangkan rasa haus.
Di Desa Buahan memiliki beberapa daerah , daerah yang bagus untuk produksi buah jeruk dan daerah yang bagus untuk produksi pangan sayur – sayuran . daerah yang memproduksi pangan jeruk dengan hasil yang bagus di 3 banjar yaitu Banjar Binyan, Banjar Tabih dan Munduk waru.
Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki banyak manfaat, bernilai ekonomi tinggi dan mempunyai prospek pasar yang menarik. Tanaman ini cocok dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan kondisi tanah yang berstruktur remah atau gembur, subur, kaya akan bahan organik dan pH tanah antara 6–7.
Budidaya dapat dilakukan secara monokultur maupun secara tumpang gilir dengan bawang merah, atau ditumpangsarikan dengan kubis atau tomat. Varietas yang dapat digunakan untuk budidaya cabai merah antara lain adalah Lembang–1, Tanjung–2, Hot Chilli, Hot Beauty dan lain sebagainya.
Proses budidaya cabai merah meliputi penyemaian benih pada media berupa campuran tanah dan pupuk kandang/kompos (1:1), kemudian setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke dalam bumbunan daun pisang/pot plastik dengan media yang sama, lalu bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur 4-5 minggu.
Bedengan perlu dibuatkan dengan mulsa berupa jerami atau plastik hitam perak untuk menjaga kelembaban, kestabilan mikroba tanah, mengurangi pencucian unsur hara oleh hujan dan mengurangi serangan hama. Pemberian ajir dapat dilakukan untuk menopang berdirinya tanaman.
OPT yang sering menyerang tanaman cabai antara lain kutu kebul, thrips, kutu daun, ulat grayak, ulat buah tomat, lalat buah, antraknose, penyakit layu, virus kuning. Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengendalikan OPT antara lain penggunaan musuh alami, perangkap, pestisida nabati maupun pestisida kimia. Panen dapat dilakukan pertama kali pada umur 70–75 hari setelah tanam di dataran rendah dan pada umur 4–5 bulan di dataran tinggi, dengan interval panen 3–7 hari.
Masyarakat Desa Buahan biasanya menuju bulan – bulan akhir tahun akan menanam bibit cabai merah sehingga di penghujung akhir tahun hasil produksi bisa didapatkan dengan semaksimal mungkin. Dengan lamanya pertumbuhan cabai merah diharapkan saat pemanenan bisa dilakukan berulang kali dan dengan harga yang sesuai.
Sumber : Puslitbang Hortikultura